Minggu, 17 April 2011

Potensi Indonesia Laut 70% wilayah Indonesia adalah laut. Kalo jaman dulu kita dikenal sebagai pelaut handal, artinya masyarakat kita dalam track yang benar. Indonesia atau yang dulunya dikenal sebagai Nusantara menjadi negeri yang mengenali potensi sesungguhnya. Setiap sendi kehidupan menjurus ke pengelolaan potensi tersebut dengan sungguh-sungguh. Dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi expert. Detail potensi itu akhirnya dikuasai dan melahirkan sebuah bangsa yang unggul. Keunggulan selalu melahirkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri pada pengelolaan potensi sumber daya laut sebagai pondasi kehidupan ekonomi, politik, sosial masyarakat dan negara mengantarkan pada kemakmuran. Malah, Gadjah Mada dengan rasa percaya diri yang mengagumkan membawa ide ide Nusantara ke belahan dunia lainnya. Berabad kemudian, siapa yang menyangka kalau saat ini menjadi seorang nelayan seperti berada pada strata rendahan, kapal asing dengan gampang masuk dan mencuri diperairan Indonesia dan laut bukan lagi potensi yang membuat bangsa kita unggul. Kebanyakan kita melirik industri lainnya, melirik menjadi pegawai negeri saja atau bekerja kantoran dan memilih ke laut untuk sekedar berdarmawisata. Bayangkan kalau seandainya pada zaman dulu anda berdarmawisata ke pantai atau laut dan bertemu armada perang patih Gadjah Mada yang kebetulan sedang bersiap siap mengamankan perairan Nusantara. Pastinya, anda bukan saja akan terdiam seribu bahasa tapi anda juga akan mengerti betapa Nusantara adalah sebuah ide besar tentang negeri yang makmur dan penuh rasa percaya diri karena masyarakatnya yakin akan potensi dirinya dan mengelolanya dengan baik dapat menciptakan sebuah keunggulan Thomas-Uber. Salah satu jenis olahraga yang memasyarakat adalah bulutangkis. Prestasi bangsa ini sangat mengagumkan dimasa lalu. Tapi, akhir-akhir ini prestasi itu cenderung menurun kalau kita mengambil piala Thomas dan Uber sebagai parameter kedigdayaan sebuah negara dalam pembinaan olahraga bulutangkis. Soal skill individu atlet Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Soal minat masyarakat menonton juga tidak kalah antusiasnya. Tetap saja sederet poin yang menyimpulkan bahwa olahraga bulutangkis merupakan sebuah potensi besar tidak dapat menjadikan olahraga ini menjelma menjadi industri olahraga yang menguntungkan. Para orangtua pasti takut anaknya bercita-cita menjadikan bidang ini sebagai cita-cita profesi. Ketakutan yang beralasan mengingat olahraga bukanlah sebuah industri yang mendatangkan rasa aman dan nyaman untuk sebuah masa depan seseorang di negeri ini. Akhirnya, ketika ditanyakan maka pembina olahraga cuma berani memasang target sampai semifinal ! Padahal bangsa kita adalah bangsa juara……. Dari catatan diatas meyakinkan aku bahwa Indonesia selalu melompat lompat dalam mengenali potensinya. Ketika laut telah membuktikan bahwa Nusantara menjadi negeri yang unggul tapi saat ini malah ditelantarkan. Ketika potensi pemikiran dan keilmuan anak bangsa terbukti diakui masyarakat dunia dengan lahirnya politisi, ilmuwan, engineer atau seniman kelas dunia malah dunia pendidikan dapat porsi rendah dalam alokasi anggaran negara. Ketika olahraga bulutangkis dan sepakbola pernah punya masa yang sangat mengagumkan tapi malah pembinanya cuma berani pasang target yang jauh dibawah potensi sesungguhnya……. ah, masih banyak lagi kalau ingin diungkapkan Indonesia harus segera fokus mengenali potensi diri. Potensi yang mencipkatan keunggulan. Keunggulan yang akan mengantarkan rasa percaya diri. Percaya diri untuk mengelola bangsa dan negara menuju Indonesia Makmur dan Digdaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar