Rabu, 28 September 2011

Gadis Cilik ini Jadi Pembalap Termuda di Dunia

http://solocybercity.files.wordpress.com/2011/09/belle-wheeler.jpg?w=300&h=165

Siapa mengira gadis cilik berwajah imut ini adalah seorang pembalap termuda di dunia, umurnya baru menginjak delapan tahun.
Belle Wheeler melakukan tes mengemudinya tepat sehari setelah dia berusia delapan tahun, usia yang legal untuk anak-anak berada di belakang kemudi.
Belle ikut berkompetisi dengan para pesaingnya yang rata-rata dua kali usianya dan juga lolos kualifikasi Final Nasional Inggris, kurang dari 24 jam setelah dia ikut tes.
“Sangat mengesankan untuk berada di dalam mobil dan saya melakukan semuanya sendiri,” ujar Belle, seperti dilansir Orange, Selasa (27/9/2011).
Belle mengikuti jejak kakak perempuannya Paige yang juga menjadi pembalap 18 bulan lalu, pada saat usianya 11 tahun.
Gadis cilik itu mulai tertarik dengan dunia balap tiga tahun lalu ketika keluarganya pindah ke Wellingborough, Inggris.

100 orang paling berpengaruh di dunia

Nabi Muhammad SAW menempati kedudukan nomor satu daftar manusia yang paling berpengaruh dalam panggung sejarah dunia, dihitung sampai sekarang.
Hal ini dinyatakan oleh Michael H. Hart, seorang ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal di Amerika Serikat dalam bukunya "The 100" yang terbit baru-baru Amerika Serikat.

Menurut Michael Hart, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berpengaruh di antara milyaran penduduk dunia, karena ia adalah satu-satunya manusia yang berhasil secara luar biasa baik dalam kegiatan keagamaan maupun pemerintahan

Daftar nama 100 orang paling berpengaruh itu selengkapnya adalah :


1. Nabi Muhammad SAW 51. Umar bin Khatab
2. Isaac Newton 52. Asoka
3. Nabi Isa 53. Sam Augustine
4. Buddha 54. Max Planck
5. Confucius 55. John Calvin
6. Saint Paul 56. William Morton
7. Thai Lun 57. William Harvey
8. Johan Gutemberg 58. Antoine Becquerel
9. Christopher Columbus 59. Greger Mendel
10. Albert Einstein 60. Joseph Lister
11. Karl Marx 61. Nicholas August Otto
12. Louis Pasteur 62. Louis Daguerre
13. Galileo Galilei 63. Joseph Stalin
14. Aristoteles 64 Rene Descartes
15. V.I. Lenin 65. Julius Caesar
16. Nabi Musa 66. Francisco Pizarro
17. Charles Darwin 67. Hernando Cortes
18. Chin Huang Ti 68. Ratu Isabella I
19. Agustus Caesar 69. William the Congqueror
20. Mao Tse-tung 70. Thomas Jefferson
21. Genghis Khan 71. Jean Jacques Rousseau
22. Euclid 72. Edward Jenner
23. Martin Luther 73. Wilhelm Rontgen
24. Nicolas Copernicus 74. Johan Sebastian Bach
25. James Watt 75. Lau-tzu
26. Constantine the Great 76. Enrico Ferni
27. George Washington 77. Thomas Maltus
28. Michael Faraday 78. Francis Bacon
29. James Clerk Maxwell 79. Voltaire
30. Orville dan Wilbur Wright 80. John F. Kennedy
31. Antoine Laurent Lavoisier 81. Gregory Pincus
32. Sigmund Freud 82. Sui Wen Ti
33. lskandar Zulkarnaen 83. Mani (Manes)
34. Napoleon Bonaparte 84. Vasco da Gama
35. Adolf Hitler 85. Charlemagne
36. William Shakespeare 86. Cyrys the Great
37. Adam Smith 87. Leonard Euler
38. Thomas Edison 88. Nicollo Machiavelli
39. Anton van Leuwenhoek 89. Zoroaster
40. Plato 90. Menes
41. Gugleilmo Marconi 91. Peter the Great
42. Ludwig van Beethoven 92. Mencius
43, Werner Heisenberg 93. John Dalton
44. Alexander G Bell 94. Homer
45. Alexander Fleming 95. Ratu Elizabeth I
46. Simon Bolivar 96. Justinian I
47. Oliver Cromwell 97. Johannes Kepler
48. John Locke 98. Pablo Picasso
49. Michelangelo 99. Mahavira
50. Pans Urban II 100. Niels Bohr

KERIPIK MAICIH

VIVAnews - Seorang wanita berkonde di bungkus keripik pedas Maicih menjadi misteri sejak kemunculan cemilan bercitarasa super pedas ini. Siapakah Maicih? Sosok imajiner sebagai strategi penjualan atau benar-benar ada.

Menurut pendirinya, Reza Nurhilman, usaha keripik Maicih masih seumur jagung. Genap setahun pertengahan Juni 2011. Namun, keripik pedasnya mampu menghasilkan omzet miliaran rupiah. Reza yang akrab disapa Axl buka suara mengenai misteri dibalik keripik Maicih.

Mahasiswa jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Maranatha Bandung ini menuturkan, Maicih adalah bagian dari ingatan masa kecilnya.

"Bagi saya, Maicih adalah hasil kerinduan dan kenangan saat masih kecil," ujar Axl kepada VIVAnews, pekan lalu.

Tumbuh besar sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, lekat di ingatannya, wanita paruh baya yang tinggal di pedesaan. Dandanan dengan kain kebaya ala kadarnya, berkonde siput serta sering menenteng dompet kecil beresliting tempat menyimpan uang receh.

"Saat meminta uang, Ibu sering menyuruh sama langsung mengambilnya dari dompet Maicih," ia menjelaskan.

Lulus SMA dan bekerja serabutan, Reza akhirnya menemukan peluang bisnis. Ia bertemu wanita paruh baya yang mirip sosok Maicih yang mempunyai resep keripik pedas. "Kami bekerjasama sampai akhirnya saya mendirikan usaha sendiri dan memasarkannya dengan merek dagang Maicih," ungkap pria 23 tahun tersebut.

Suka duka membangun usaha ia rasakan. Mulai memasarkan produk di kalangan teman-teman, mengantarkan pesanan sendiri, kini Axl telah menjadi seorang 'presiden'. Ia membawahi 80 jenderal-sebutan untuk agen penjualan- yang tersebar di seluruh Indonesia.

Bisnis makanan ringan yang ekslusif, beroleh sambutan hangat. Antrean panjang selalu terlihat di setiap lokasi penjualan para Jenderalnya. Tak jarang, banyak calon konsumen yang tak kebagian keripik pedas dan gurih ini.

"Ternyata brand Maicih yang nyeleneh dan berbeda serta rasanya yang disukai lidah Indonesia membuat orang suka," ujarnya. (umi)

Sabtu, 17 September 2011

Linkin Park: Kami Lebih Dekat dengan Penggemar di Luar Amerika

http://l.yimg.com/bt/api/res/1.2/a1awIuT6ff5Oo6j5FdcY2Q--/YXBwaWQ9eW5ld3M7cT04NTt3PTYzMA--/http://media.zenfs.com/id-ID/blogs/blogeditor/630-linkin-park_121457.jpg Linkin Park (Steve Granitz/WireImage) Tak terasa sebelas tahun telah berlalu sejak band rap metal asal Amerika Linkin Park merilis album perdana mereka yang sukses besar di seluruh dunia: Hybrid Theory. Sempat dicap sebagai band musiman dengan jenis musik yang tak bertahan lama, band yang beranggotakan Chester Bennington (vokal), Mike Shinoda (vokal), Rob Bourdon (drum), Brad Delson (gitar), Dave Farrell (bass), dan Joe Hahn (DJ) ini membuktikan bahwa mereka masih berjaya, lewat album baru berjudul A Thousand Suns. Yahoo! Indonesia OMG! berkesempatan berbincang dengan Brad Delson lewat sambungan telepon, satu minggu sebelum Linkin Park datang ke Indonesia untuk menggelar konser di stadion Gelora Bung Karno Jakarta, 21 September 2011. Ini akan jadi kali kedua Linkin Park menghibur penggemarnya di Indonesia setelah kunjungan pertama mereka ke Jakarta tahun 2004 lalu. Dalam obrolan singkat ini, Brad bercerita tentang betapa pentingnya penggemar di luar Amerika Serikat bagi mereka. Ia juga menjelaskan alasan mengapa kita tak bisa lagi menyebut Linkin Park sebagai band rap metal. Ini akan jadi kunjungan kalian yang kedua kalinya ke Jakarta. Apa yang kalian harapkan? Saya ingat, di kunjungan kami yang pertama, kami sangat bersenang-senang di Jakarta. Konsernya berjalan dengan sangat baik. Jadi kami senang sekali bisa kembali ke Indonesia dan berbagi lagu-lagu di album A Thousand Suns dengan penggemar di Indonesia. Di website Linkin Park, kalian meng-upload sebuah blog video mengumumkan konser di Jakarta. Blog itu juga kalian tulis dengan Bahasa Indonesia. Sepenting apa sih penggemar di Indonesia bagi kalian? Sejak awal kami bermusik, salah satu tujuan kami adalah membagi musik kami kepada pendengar di luar Amerika Serikat. Kami sudah lebih dari sepuluh tahun berkeliling dunia, dan hampir di setiap negara kami merasa seperti band lokal. Sambutan penggemar kepada kami sangat hangat sampai-sampai kami merasa sebagai band lokal. Bahkan dukungan mereka lebih kuat dibanding penggemar di Amerika Serikat. Kami pun merasakan koneksi dengan kalian lebih kuat dengan yang kami rasakan dengan penggemar di kampung halaman kami sendiri. Kalian sudah tiga kali mengisi soundtrack film Transformers. Apa kalian memang suka film itu? Kami merasa ada ikatan yang kuat antara Transformers dengan musik kami. Apalagi kami semua punya mainan robot Transformers waktu kecil. Sebelum film pertama Transformers dibuat, kami sudah bertemu dengan orang-orang di balik film itu dan membicarakan kemungkinan untuk melakukan kerjasama. Kerjasama yang kami lakukan sangat kuat, bahkan bagi kami lebih terasa seperti pernikahan antara Linkin Park dengan Transformers. Berkat kerjasama ini pula kami bisa memperkenalkan musik Linkin Park kepada banyak orang yang mungkin awalnya tak mendengarkan musik kami. Film Transformers mana yang paling kamu suka? Kalau bicara tentang special effect, jelas film pertama. Teknologi yang mereka gunakan sangat ground-breaking, belum pernah dilakukan oleh film-film lain sebelumnya. Mereka juga berhasil membuat robot-robotnya jadi manusiawi. Jadi, kamu lebih pilih Megan Fox atau Rosie Huntington-Whiteley? Hahaha... Saya bingung menjawabnya. Dua-duanya deh. All of the above. Hahaha... Album A Thousand Suns baru dirilis tahun 2010, tapi katanya kalian sudah mulai mengerjakan album berikutnya. Benarkah? Kami tak pernah berhenti menulis lagu. Tapi saat ini fokus kami masih pada tur dan mempromosikan A Thousand Suns. Brad Delson (C.Lauren/WireImage) Sepuluh tahun lalu, kalian adalah band rap metal. Sekarang musik kalian sudah berbeda. Apakah penggemar kalian masih sama? Setelah sepuluh tahun, selera musik kami berubah. Kami yakin selera musik penggemar kami pun berubah. Ada satu hal yang paling kami hindari, dan itu adalah membuat sesuatu yang sudah pernah kami buat sebelumnya. Jadi kami memilih untuk berkembang dan berubah. Musik bukan sesuatu yang statis. Ia selalu berkembang dan berubah. Linkin Park ingin selalu memunculkan ide-ide baru dan berubah agar kami tak memproduksi sesuatu yang sudah ada. Apa yang membuat kalian masih bertahan setelah lebih dari sepuluh tahun dan berganti jenis musik? Kami selalu memperlakukan band kami sebagai band baru. Kami tidak menganggap bahwa mentang-mentang album perdana Linkin Park disukai banyak orang, penggemar akan tetap setia dan menyukai album-album berikutnya. Tidak seperti itu. Kami selalu mencari pendekatan yang baru, yang cutting edge, agar musik kami selalu bisa diterima. Kami juga selalu melibatkan emosi dalam lagu-lagu kami, sehingga kami mengerjakan materi album-album kami dengan sepenuh hati. Linkin Park dikenal sebagai band yang serius dalam menggarap video klip. Video klip mana yang jadi favoritmu? Secara pribadi saya suka Breaking The Habit, video klip kami yang formatnya anime. Itu adalah hasil kerjasama Joe Hahn dengan seorang animator terkenal asal Jepang. Video klip Faint juga bagus, banyak yang bilang bahwa video itu sangat ikonik. Sedangkan video klip yang paling berhasil menggambarkan emosi lagu adalah Irridescent, lagu kami yang jadi soundtrack Transformers 3. Kabarnya sebanyak Rp 10 ribu rupiah dari satu tiket konser kalian di Jakarta yang berhasil terjual akan disumbangkan kepada korban bencana alam Gunung Lokon di Sulawesi. Apa alasan kalian memilih Gunung Lokon? Sejujurnya kami tidak tahu siapa yang akan menerima donasi tersebut, tapi kami memang selalu menyisihkan hasil penjualan tiket, minimal satu dollar dari setiap tiket, untuk disumbangkan lewat yayasan Music For Relief. Ini adalah yayasan yang menyalurkan donasi kepada para korban bencana alam di seluruh dunia. Mereka yang nantinya memilih akan memberi ke mana. Kami tidak punya info lebih banyak tentang detail donasi ini, yang jelas di semua konser Linkin Park, kami selalu memberikan sebagian hasil penjualannya kepada Music For Relief untuk disalurkan kepada yang membutuhkan